Sejarah Al Bastakiya
Al Bastakiya awalnya dibangun oleh pedagang kaya dari Bastak, Iran, yang datang ke Dubai untuk memanfaatkan kebijakan bebas pajak pada masa itu. Dengan gaya arsitektur khas yang memadukan blok karang, plester, serta menara angin yang menjulang tinggi, rumah-rumah di kawasan ini dirancang untuk menangkap angin guna memberikan kesejukan alami, sebuah bentuk awal dari sistem pendingin udara.
Pada puncaknya, kawasan ini mampu menampung 60 unit rumah yang dihubungkan oleh lorong-lorong sempit yang berkelok-kelok. Namun, pada tahun 1970-an, setengah dari distrik ini hancur karena pembangunan kompleks perkantoran baru. Sisa rumah-rumah yang ada digunakan sebagai gudang atau akomodasi bagi buruh asing.
Upaya Pelestarian Al Bastakiya
Pada akhir 1980-an, Al Bastakiya menghadapi ancaman pembongkaran total. Seorang arsitek Inggris bernama Rayner Otter yang tinggal di kawasan ini memulai kampanye pelestarian, dan bahkan menulis surat kepada Pangeran Charles yang saat itu dijadwalkan mengunjungi Dubai. Berkat permintaan Pangeran Charles untuk mengunjungi kawasan ini, pembongkaran kawasan ini dibatalkan, dan pada tahun 2005, Pemerintah Dubai meluncurkan proyek restorasi untuk mengembalikan kejayaan Al Bastakiya sebagai situs bersejarah.
Landmark dan Atraksi di Al Bastakiya
1. Masjid Abdul Aziz Mohammed Hussein Al Mahdi Al Hidzasi
Di jantung kawasan ini terdapat Masjid Bastakiya, atau lebih dikenal dengan Masjid Abdul Aziz Mohammed Hussein Al Mahdi Al Hidzasi. Masjid ini adalah salah satu landmark bersejarah terpenting di Dubai. Meskipun ukurannya kecil, masjid ini memiliki arsitektur yang indah dan sering kali menjadi titik fokus bagi wisatawan yang ingin mengagumi budaya dan sejarah Islam di Dubai.
2. Museum Dubai dan Al Fahidi Fort
Tidak jauh dari kawasan ini, terdapat Museum Dubai dan Al Fahidi Fort, yang menawarkan wawasan mendalam tentang sejarah dan perkembangan Dubai dari kota kecil menjadi metropolis modern. Museum ini terletak di dalam benteng tertua di Dubai, memberikan pengalaman visual tentang kehidupan tradisional di kawasan ini sebelum penemuan minyak.
3. Souk Tekstil dan Pelabuhan Abra
Al Bastakiya juga dekat dengan Souk Tekstil yang ramai, di mana pengunjung dapat menemukan berbagai kain dan tekstil khas dari seluruh dunia. Tidak jauh dari situ, pelabuhan Abra menawarkan pemandangan indah Dubai Creek, di mana perahu-perahu kayu tradisional membawa pengunjung melintasi sungai.
Kehidupan di Al Bastakiya
Meskipun banyak dari rumah-rumah di Al Bastakiya kini telah direnovasi menjadi galeri seni, kafe, dan pusat budaya, suasana aslinya sebagai tempat tinggal para pedagang kaya tetap terasa. Menara-menara angin yang masih berdiri dengan gagah adalah bukti inovasi arsitektur kuno yang berfokus pada kenyamanan di tengah iklim gurun yang panas.
Kawasan ini menawarkan kesempatan untuk berjalan-jalan menyusuri lorong-lorong sempit, mengagumi rumah-rumah tradisional, dan menikmati kehidupan komunitas yang berpusat pada nilai-nilai Islam dan perdagangan yang telah ada selama berabad-abad.
Kesimpulan
Al Bastakiya adalah permata tersembunyi di Dubai yang memberikan kilasan masa lalu kota ini yang kaya akan sejarah dan budaya. Dari arsitektur tradisional hingga landmark bersejarah, Al Bastakiya mengajak pengunjung untuk menjelajahi dan memahami akar budaya Dubai yang berkembang dari desa kecil menjadi kota global. Bagi para wisatawan, Al Bastakiya adalah tempat yang wajib dikunjungi untuk merasakan nostalgia akan masa lalu Dubai yang menawan.
Rekomendasi Wisata Lainnya:
Kunjungi Moslemtour atau Tiket Haji untuk melihat rekomendasi tempat wisata lainnya. Temukan pengalaman tak terlupakan dan rahasia indah di setiap ciptaan Allah SWT.