Hattusa (Ḫattuša atau Hattusas / ˌhɑːttʊˈsɑːs /; Hittite: URUḪa-at-tu-ša) adalah ibu kota Kekaisaran Hittite di akhir Zaman Perunggu. Reruntuhannya terletak di dekat Boğazkale modern, Turki, pada Sungai Kızılırmak (Het: Marashantiya; Bahasa Yunani: Halys). Hattusa sendiri dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986.

Hattusa di kelilingi Lanskap berbukit dengan ladang pertanian yang kaya, padang rumput serta hutan yang luas pada masanya menjadikan kota ini memiliki pasokan kayu dan makanan yang banyak untuk membangun kota. Sungai-sungai di Hattusa yang dangkal membuat kapal-kapal berukuran besar tidak dapat melewatinya sehingga semua transportasi ke dan dari Hattusa menggunakan jalur darat.

Pada 4000 tahun yang lalu, orang-orang bangsa Hattia mendirikan pemukiman di sekitar kota Hattusa dan menyebut tempat tersebut sebagai Hattush. Hattia membangun permukiman awal mereka di punggung bukit Büyükkale. Pada abad 19 dan 18 SM, pedagang dari Assur di Assyria mendirikan pos perdagangan di sana. Pusat jaringan perdagangan mereka terletak di Kanesh (Neša) (Kültepe modern). Dengan adanya transaksi perdangan mulailah di kenalnya tulisan ke ke Hattusa.

Sepasang patung sphinx ditemukan di gerbang selatan Hattusa yang kemudian dibawa ke Jerman untuk direstorasi pada tahun 1917. Sphinx yang sudah direstorasi dikembalikan ke Istanbul pada tahun 1924 dan dipajang di Museum Arkeologi Istanbul, sedangkan yang lainnya tetap di Jerman dan dipajang di Museum Pergamon pada tahun 1934. Sebelumnya, Turki telah membuat banyak permintaan untuk mengembalikan patung sphinx. Hingga akhirnya pada tahun 2011, sebuah ancaman Kementerian Kebudayaan Turki untuk memberlakukan pembatasan kepada arkeolog Jerman yang bekerja di Turki akhirnya membuat Jerman mengembalikan sphinx. Sphinx Istanbul juga dibawa kembali ke tempat asalnya dan pasangan itu disatukan kembali di Boğazköy Museum di luar reruntuhan Hattusa.